Debu, Duka, dsb; Sebuah Pertimbangan Anti-Theodise oleh Goenawan Mohamad
harga Rp 70.000
tebal 142 hlm
tahun 2011
penerbit Grafiti Pers
harga Rp 70.000
tebal 142 hlm
tahun 2011
penerbit Grafiti Pers
Buku ini intinya membahas tentang “Tuhan” dan persoalan “keadilan Tuhan”. Risau yang tak pernah punya tepi, sampai akhir zaman, sampai kita tak di sini lagi.
Kata “theodise” sendiri berasal dari ‘theos’ dan ‘dike’, “Tuhan” dan “keadilan”.
Tapi di sini kita bisa bertanya, haruskah Tuhan memberi keadilan?
Manusia boleh berharap dan mengharap. Sementara harapan, kata Vaclav Havel, “bukanlah keyakinan bahwa hal-ikhwal akan berjalan baik, melainkan rasa pasti bahwa ada sesuatu yang bukan hanya omong kosong dalam semua ini, apa pun yang akan terjadi akhirnya” (h.34)
Pembicaraan berkembang dari mulai Chairil Anwar, Amir Hamzah, terus merambat ke Al-Ghazali, Zizek, Voltaire, Leibniz, Rousseau, Marx, Goethe, Nietzsche, meluas ke Camus, Hamlet, Freud, Kafka, Heidegger, Foucault, Kant, Derrida, dan seterusnya dan sebagainya. Helicon, Caligula, Faust, Sisyphus, Arjuna, Karna, ikut hadir meramaikan perbincangan. Debu, duka, dan seterusnya dan sebagai-bagainya
No comments:
Post a Comment