Filsafat Etika; Tanggapan Kaum Rasionalis dan Intuisionalis Islam oleh Dr. Ahmad Mahmud Shubhi
Judul Asli : Al-Falsafah al-Akhlaqiyyah fi al-Fikr al-Islami: al-'Aqliyyun wa al-Dzauqiyyun aw al-Nadzar wa al-'Amal
harga Rp 75.000
tebal 328 hlm
cetakan Maret 2001
penerbit Serambi Ilmu Semesta
Judul Asli : Al-Falsafah al-Akhlaqiyyah fi al-Fikr al-Islami: al-'Aqliyyun wa al-Dzauqiyyun aw al-Nadzar wa al-'Amal
harga Rp 75.000
tebal 328 hlm
cetakan Maret 2001
penerbit Serambi Ilmu Semesta
Pernyataan Nabi Muhammad, "Aku diutus ke dunia untuk menyempurnakan akhlak," membuktikan pentingnya posisi etika dalam Islam. Fazlur Rahman, cendekiawan muslim terkenal asal Pakistan, sampai mengatakan bahwa Islam pada dasarnya adalah agama moral [akhlak] sebelum menjadi agama hukum [fikih] dan lainnya.
Sayangnya, pentingnya posisi etika dalam Islam itu tak diiringi oleh perhatian para ulama dan intelektual muslim. Bidang ini hampir tak tersentuh wacana-wacana keilmuwan Islam, baik filsafat, ilmu kalam, maupun fikih. Filsafat Islam, kendati sangat terpengaruh oleh tradisi pemikiran Yunani yang kaya dengan pemikiran etika, tak banyak membahas persoalan-persoalan etika. Kecuali Ibn Miskawayh, nama-nama besar lainnya dalam dunia filsafat Islam dianggap tak cukup peduli dengan isu-isu penting etika. Ilmu kalam dan fikih juga demikian. Kedua disiplin ini dipandang terlalu sibuk dengan persoalan-persoalan legal-formal, baik yang menyangkut dengan Tuhan [teologi] maupun manusia [fikih].
Miskinnya pembahasan etika dalam tradisi keilmuwan Islam itu menggelitik Dr. ahmad Mahmud Shubhi, penulis buku ini, untuk mencari jawabannya. Menurut Guru Besar Filsafat pada Universitas Alexandria, Mesir, ini tradisi intelektual Islam sebenarnya memiliki dua mazhab besar etika; mazhab rasionalis ['aqliyyun] yang diwakili oleh kaum Mu'tazilah dan mazhab intuisionalis [dzauqiyyun] yang diwakili oleh para sufi. Dalam buku ini, Dr. Shubhi berusaha membuktikan bahwa dua mazhab tersebut, kendati berada di luar mainstream filsafat, telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan kajian etika dalam Islam. "Merekalah representasi utuh dan genuine bagi filsafat etika dalam Islam," tulisnya.
No comments:
Post a Comment