Thursday, August 6, 2015

Jual Buku Metode Tafsir Sastra oleh Amin al-Khuli dan Nasr Hamid Abu Zayd

Metode Tafsir Sastra oleh Amin al-Khuli dan Nasr Hamid Abu Zayd
harga Rp 35.000
Pengantar: Prof. Machasin
Penerbit: Adab Press, 2004
Tebal: 188 halaman
 
Amin al-Khuli pernah mengajukan metode pendekatan sastra dalam membangkitkan semesta metafora dalam Alquran. Seorang mufassir, kata Amin al-Khuli dan Nashr Hamid Abu Zayddalam buku Metode Tafsir Sastra versi terjemahan bahasa Indonesia (Fakultas Adab Press IAIN (sekrang UIN) Yogyakarta (2004)mau tak mau harus menggunakan ilmu-ilmu sastra seperti gramatika, metafora, gaya, agar mampu menghindari makna monolitik atas Alquran, dan pada saat yang sama, mampu menghadirkan keragaman makna Alquran itu sendiri.
 
Amin al-Khuli tidak sendirian, muridnya, Nashr Hamid Abu Zayd bahkan telah mengaplikasikan pendekatan teks dan metode tafsir sastra dalam menguak semesta kiendahan Alquran. Jauh sebelum Amin al-Khuli, ulama tafsir yang menekankan bahasa dalam tindak penafsiran Alquran adalah Muhammad Abduh (dan Thaha Husayn (Di Indonesia tentu kita masih ingat H.B. Jassin dalam Alquran Bacaan Mulia dan Alquran Berwajah Puisi yang sangat heboh itu.
 
Adakah yang salah dengan cara seperti itu? Bukankah metode tafsir sastra atas Alquran itu sendiri merupakan sebuah ijtihad? Bila kini banyak ulama dan pemikir yang menggunakan pendekatan sosiologi, antropologi, psikologi, sejarah, filsafat, dalam menafsirkan Alquran, dan banyak yang tak keberatan, maka metode tafsir sastra sama yang saya maksudkan. Mengungkap makna terhadap ayat-ayat Alquran melalui pendekatan puisi atau prosa tidak berarti menempatkan Alquran di bawah puisi.
Justru dengan cara ini, keindahan Alquran tidak semata-mata sebagai klaim sempit umat Islam, tapi akan memiliki landasan argumentasi pengetahuan yang kuat. Bila kita percaya bahwa Alquran itu indah dan penciptanya Maha Indah, maka pendekatan sastra yang menekankan sisi keindahan tak akan mampu menggerogoti kemukjizatan Alquran.
 
Bukankah jalan menuju ke pengetahuan tentang mukjizat Alquran, kata Nashr Hamid Abu Zayd, senantiasa terpampang bagi siapa saja yang ingin mengetahui keindahannya. Pintu untuk bisa membuka rahasia kemukjizatannyabetapapun kecilnya yang bisa dilakukan oleh manusiasangat mungkin dengan kajian sastra dan puisi khususnya. Mengapa puisi? Karena puisi, kata Abd al-Qahir, akan mampu menjamin anda untuk tak terjebak pada akidah tunggal, akan menjamin anda untuk tak melakukan kesalahan di dalam membuat klaim, menjaga anda untuk tak menjadi orang yang alim hanya secara taklid semata.

No comments:

Post a Comment